Senin, 19 Desember 2016

hubungan ilmu mantiq dengan ilmu lainnya




TUGAS MANDIRI
Hubungan ilmu mantiq dengan ilmu lainnya
Image result for logo stain bengkalis

Di susun oleh
Nurzamaniati
Siyyasah syar’iyyah
Dosen pembimbing
WIRA SUGIARTO S.IP M.Pdi





Sekolah tinggi agama islam (stain) negeri bengkalis


KATA PENGANTAR

Segala puji kami panjatkan kepada Allah SWT. Tuhan pencipta alam semesta yang menjadikan bumi dan isinya dengan begitu sempurna. Tuhan yang menjadikan setiap apa yang ada dibumi sebagai penjelajahan bagi kaum yang berfikir. Dan sungguh berkat limpahan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini demi memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Mantiq.
Penyusunan makalah ini dapat terselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapakan banyak terimakasih.
Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak terdapat kekurangan, sehingga dengan segala kerendahan hati kami mengharapakan saran dan kritik yang bersifat membangun demi lebih baiknya kinerja kami yang akan mendatang.
Semoga makalah ini dapat memberikan tambahan ilmu pengetahuan dan informasi yang bermanfaat bagi semua pihak.

Bengkalis 14 desember 2016

nurzamaniati















BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Seiring dalam perkembangan zaman, manusia sering mengabaikan logika dalam berfikir dan membuat aturan. Kebanyakan orang-orang tersebut menganggap remeh tentang logika dan berfikir seenaknya saja, mereka mengiginkan suatu hal yang mudah dan praktis. Sehingga yang terjadi adalah kejanggalan-kejanggalan dalam komunitas mesyarakat banyak.
Tujuan penulisan makalah ini adalah agar bisa memahami apa itu logika, dan bagaimana memerankannya dalm kehidupan sehari-hari. Dengan adanya logika kita dapat berfikir dan mengambil keputusan yang benar dan tepat dalm memenuhi hajat hidup kita sendiri dan juga masyakat umumnya kita dapat mengartika dan mengambil kesimpulan setelah melalui pemikiran-pemikiran atua pernyataan-pernyataan yang ada, dan kebenaran-kebenaran akan muncul.
Istilah Logika yang dicukkan dicuatkan oleh Prof.Dr.N.Drijarka bahawa logika adlah ilmu pengetahuan yang memandang hukum-hukum susunan atau bentuk pikiran manusia, yang menyebabkan pikiran mencapai kebenaran.
B.     Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas maka penulis merumuskan penulisan makalah ini dengan sebagai berikut:
1.      Menjelaskan pengertian logika itu.?
2.      Menjelaskan apa hubungan logika dengan ilmu-ilmu lain.?
C.    Tujuan Penulisan
Dengan rumusan masalah diatas maka penulis menulis makalah ini bertujuan:
1.      Untuk mengetahui pengertian logika.
2.      Untuk mengetahui hubungan logika dengan ilmu-ilmu lain.



BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Logika
Kata Logika berasal dari bahasa Yunani Logike dari kata Logos artinya ucapan atau pengartian. Ucapan berarti yang diucapkan, dilisankan, disebutkan. Ucapan merupakan hasil proses berpikir. Berpikir artinya menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan dan memutuskan sesuatu. Kata pengartian yang berarti proses, cara, perbuatan memberi arti. Dengan demikian, maka logika merupakan hasil pertimbangan akal pikiran yang diutarakan lewat kata dan dinyatakan dalam bahasa.
Logika dengan demikian bersangkut paut dengan pengetahuan tentang kaidah berpikir, Kaidah berpikir artinya rumusan asas-asas yang menjadi hukum atau aturan yang tentu yang menjadi patokan dalam berpikir. Dengan kata lain logika adalah ajaran tentang berfikir tertib dan benar, atau perumusan lebih teliti, ilmu penarikan kesimpulan dan penalaran tanpa meninggalkan keabsahan. Logika tidak menelaah urutan berfikir sebagai gejala psikologi dan tidak pula mempersoalkan isi pemikiran, tetapi mempermasalahkan tata tertib yang harus menjadi panutan jalan pemikiran agar memperoleh hasil yang benar.
Sebagai ilmu, logika disebut dengan logike episteme (Latin: logica scientia) atau ilmu logika (ilmu pengetahuan) yang mempelajari kecakapan untuk berpikir secara lurus, tepat, dan teratur.
Ilmu disini mengacu pada kemampuan rasional untuk mengetahui dan kecakapan mengacu pada kesanggupan akal budi untuk mewujudkan pengetahuan ke dalam tindakan. Kata logis yang dipergunakan tersebut bisa juga diartikan dengan masuk akal.
Terdapat beberapa batasan pengertian tentang logika dari beberapa ahli. Menurut Alex Lanur, Logika adalah ilmu pengetahuan dan kecakapan untuk berpikir lurus (tepat). Ilmu pengetahuan adalah kumpulan pengetahuan tentang pokok yang tertentu. Kumpulan ini merupakan suatu kesatuan yang sistematis serta memberikan penjelasan yang dapat dipertanggungjawabkan. Penjelasan seperti ini terjadi dengan menunjukkan sebab musababnya.(Alex Lanur OFM,1983:7)
Batasan pengertian yang diberikan oleh Alex Lanur, secara singkat diungkapkan oleh Muhammad Zainuddin, bahwa Logika merupakan suatu  Ilmu  tentang dasar  dan metode untuk berfikir  secara benar. (Muhammad Zainuddin,2006:3) Menurut Mundiri Logika didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari metode dan hukum-hukum yang digunakan untuk membedakan penalaran yang betul dari penalaran yang salah. Sedangkan Poespoprojo menuliskannya sebagai ilmu dan kecakapan menalar, berpikir dengan tepat ( the science and art of correct thinking ). (W. Poespoprojo, 1999:49)
B.     Hubungan Logika Dengan Ilmu-ilmu Lain
1.      Hubungan dengan Ilmu Bahasa
Bahasa adalah alat untuk menyampaikan isi hati atau fikiran seseorang sehingga dengan bahasa orang lain dapat mengerti tentang isi hati atau fikiran yang disampaikan, misalnya melalui bahasa isyarat, tertulis, atau lisan. Dengan demikian, bahasa merupakan alat komunikasi. Komunikasi akan lancar apabila permasalahannya disusun ke dalam bentuk kaidah bahasa yang baik dan benar. Ini dipelajari dalam ilmu bahasa (gramatika).
Ilmu bahasa menyajikan kaidah penyusunan bahasa yang baik dan benar, dan logika menyajikan tata cara dan kaidah berfikir secara luas dan benar. Oleh karenanya, keduanya saling mengisi. Bahasa yang baik dan benar dalam praktik kehidupan sehari-hari hanya dapat tercipta apabila ada kebiasaan atau kemampuan dasar setiap orang untuk berfikir logis. Sebaliknya, suatu kemampuan berfikir logis tanpa memiliki pengetahuan bahasa yang baik maka ia tidak akan dapat menyampaikan isi pikiran itu kepada orang lain. Oleh karena itu, logika berhubungan erat dengan bahasa.
Bahasa dalam logika merupakan alat berpikir yang apabila dikuasai dan digunakan dengan tepat, maka akan dapat membantu kita memperoleh kecakapan berpikir, berlogika dengan tepat.
Fungsi bahasa:
Ø  Fungsi ekspresif.
Ø  Fungsi direktif.
Ø  Fungsi informatif.
Contoh history: Sultan Mehmed II memarintahkan prajuritnya utk menguasai bahasa romawi dalam upaya menaklukan kota Konstantinopel.
2.      Hubungan dengan Ilmu Psikologi
Dalam Psikologi membicarakan perkembangan pikiran tentang pengalaman melalui proses subjektif di dalam jiwa. Dengan demikian, Psikologi memberikan keterangan mengenai sejarah perkembangan berfikir. Logika sebagai cabang filsafat bertujuan membimbing akal untuk berfikir (bagaimana seharusnya). Untuk dapat berfikir bagaimana seharusnya, kita terlebih dahulu harus mengetahui tentang bagaimana manusia itu berfikir. Di sinilah letak hubungan antara Psikologi dan Logika.
Logika berfungsi memikirkan segala sesuatu tentang jiwa manusia. Maka fungsi logika adalah untuk membahas proses yang berfikir dengan kejiwaan manusia.
Ø  Psikologi memberikan keterangan mengenai sejarah perkembangan berpikir.
Ø   Psikologi memberikan gambaran bagaimana manusia berpikir.
Ø  Sementara logika adalah cabang filsafat yang bertujuan membimbing akal untuk berpikir (bagaimana seharusnya).
Contoh Kasus: Anggota DPR adalah manusia
                        Koruptor kebanyakan anggota DPR
                        Hukuman bagi koruptor sangatlah ringan
Jadi: Anggota DPR melakukan korupsi karena hukumannya ringan.
3.      Hubungan dengan Ilmu Metafisika
Logika berfungsi untuk menyelidiki hal-hal ada dan mungkin ada dengan metafisika. Maka logika mempunyai fungsi untuk menyelidiki tentang pengertian kebenaran yang ada dibalik alam semesta.
Ø  Metafisika mempelajari hakikat realitas.
Ø  Hakikat realitas dapat dicari dan ditemukan dibalik sesuatu yang tampak atau nyata.
Ø  Metafisika selalu mencari kebenaran/hakekat realitas dibalik yang tampak dan nyata.
Ø  Hukum-hukum logika bagi metafisika bukan apa yang telah dirumuskan yang akan menjadi hakikat kebenaran, tetapi apa yang ada dibalik rumusan tersebut.
Semakin mampu berpikir logis, orang tidak akan mudah tertipu oleh kebenaran yang tampak.
4.      Hubungan dengan Epistemologi (Dasar Pengetahuan)
Metafisika merupakan cabang filsafat yang mempelajari tentang hakikat realitas. Hakikat realitas tersebut dapat dicari dan ditemukan di balik sesuatu yang tampak atau nyata. Oleh sebab itu, metafisika selalu mencari kebenaran atau hakikat realitas di balik yang tampak dan nyata. Sikap seperti ini adalah kritis, yaitu suatu sikap yang selalu ingin tahu dan membuktikan tentang sesuatu yang sudah atau serba dianggap benar. Teori dalam metafisika bahwa kenyataan kebenaran atau hakikat realitas bukanlah apa yang tampak, tetapi apa yang berada di balik yang tampak.
Dalil-dalil atau hukum-hukum dalam logika bagi metafisika bukan apa yang telah dirumuskan yang menjadi hakikat kebenaran, tetapi apa yang ada di balik rumusan tersebut. Dengan demikian, bagi logika, metafisika merupakan kritik terhadap dalil dan hukumnya. Semakin erat hubungan metafisika dengan logika, kebenaran logis akan semakin dapat dipertanggung jawabkan. Oleh karena itu, kebenaran logis mendekat pada hakikat realitas. Semakin mampu berfikir logis, orang tidak akan mudah tertipu oleh kebenaran yang tampak.
Epistemologi menyelidiki sumber pengetahuan kita mungkin atau tidaknya kita mengenal kebenaran dan apabila mungkin maka bagaimana caranya kita dapat mencari kebenaran itu.
Hubungan logika dengan epistemology adalah sama-sama dari cabang besar filsafat, yaitu teori pengetahuan. Epistemologi merupakan pengetahuan dari segi isinya, sedangkan logika merupakan kebenaran ditinjau dari segi bentuknya. Ini tertuang dalam cabang besar filsafat yaitu:
a)      Persoalan keberadaan atau eksistensi, yaitu metafisika.
b)      Persoalan pengetahuan atau kebenaran, yaitu epistemology dan logika.
c)      Persoalan nilai, yaitu etika dan estetika.
5.      Hubungan Logika Dan Ilmu Agama
Apa manfa’at dari hubungan keduanya bagi manusia? Murtadha Muthahhari dalam bukunya menjelaskan “Logika memberikan kepada kita cara berfikir yang benar dan logika juga memiliki peran yang sangat penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan, sedangkan agama memberikan cinta, harapan dan kehangatan, agama juga mebawa pada revolusi spritual”.
Dalam makalahnya “an introduction to logic” Ir. Husain Heriyanto, M.Hum mencontohkan hubungan logika dengan ilmu agama “logika dapat berperan dalam proses pembentukan hukum ini berkaitan dengan ilmu ushul fiqh. Sebagaimana yang kita ketahui logika adalah alat analisis dalam proses berpikir, lantas pertanyannya adalah apa kegunaan logika dalam ilmu agama? Logika memiliki peran yang penting dalam penarikan kesimpulan yang dilaku oleh para ahli agama dari premis-premis atau kesimpulan yang ada dalam al-qur’an yang merupakan sumber dasar dari ahli agama, contohnya; dalam al-qur’an terdapat keterangan bahwa “khamer dan anggur itu haram”. Kata “kamer dan anggur itu haram” kata ini dalam logika ini namanya kesimpulan, kalau kata “khamer dan anggur itu haram” adalah kesimpulan, lalu premis mayor dan premis minornya kata apa? Ya tetunya kita buat premis mayor dan premis minornya. Karena alasan atau asbab al-nuzul di haramkan khamer dan anggur itu memabukkan, jadi premis mayornya adalah “semua yang memabukkan itu haram” dan premis minornya adalah “khamer dan anggur itu memabukkan”.
Premis Mayor : Semua yang memabukkan Itu Haram.
Premis Minornya : Khamer dan anggur Itu memabukkan.
Kesimpulanya : Khamer dan anggur Itu haram.
Contoh yang lain dalam al-quran ada keterangan bahawa zina itu haram diambil dari fiman Tuhan “Jangan kamu mendekati zina”.
Premis Mayor : Segalah sesatu yang mendekati zina itu haram.
Premis Minornya : Ciuman adalah mendekati zina.
Kesimpulanya : Jadi ciuman itu haram.
Ini merupakan contoh yang sederhana, yang menggambarkan pentingnya logika dalam hubungannya dengan ilmu agama dan masih sangat banyat peran logika dalam menganalisa kajian keagamaan.
Hubungan Ilmu Logika dengan ilmu ilmu lainnya, dapat dilihat dari segi obyek bahasannya yang universal, yaitu tashawwur dan tashdiq. Sebab, setiap disiplin ilmu berisikan tashawwur dan tashdiq. Dengan demikian, dapat dipahami bahwa hubungan Ilmu mantik dengan ilmu ilmu lainnya terletak pada fungsinya sebagai alat dan kaidah pembuatan teori yang menjadi isi setiap disiplin ilmu.
BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Dari penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa Ilmu Manthiq atau bisa juga disebut Ilmu Logika yaitu ilmu yang membahas tentang tata aturan berfikir yang benar berkenaan dengan objek pikir untuk menemukan kebenaran logis dan menjaga dari kesalahan dalam berfikir.
Hubungan Ilmu Logika dengan ilmu ilmu lainnya, dapat dilihat dari segi obyek bahasannya yang universal, yaitu tashawwur dan tashdiq. Sebab, setiap disiplin ilmu berisikan tashawwur dan tashdiq. Dengan demikian, dapat dipahami bahwa hubungan Ilmu mantik dengan ilmu ilmu lainnya terletak pada fungsinya sebagai alat dan kaidah pembuatan teori yang menjadi isi setiap disiplin ilmu.
B.     Saran
Dengan membaca makalah ini penulis berharap semoga pembaca dapat berfikir tepat dan benar sehingga terhindar dari kesimpulan yang salah dan kabur. Setidaknya dengan makalah ini, ada semacam pencerahan intelektual dalam menyuguhkan motivasi yang intrinsik untuk segera mempelajari ilmu logika sehingga kita dapat meminimalisasi kesalahan dalam berfikir.
Tentunya, dalam makalah ini akan ditemukan kelemahan-kelemahan atau bahkan kekeliruan. Dengan itu, penulis sangat berharap adanya masukan dari pembaca dan kritik konstruktif sebagai upaya pembangunan mental guna penyelesaian pada makalah-makalah selanjutnya. Dan, hal itu penulis harapkan dengan kerendahan hati dan ketulusan jiwa



DAFTAR PUSTAKA
Mundiri,  Logika,  Rajawali Press bekerjasama dengan Badan Penerbitan IAIN Walisongo Press, Cetakan keempat, 2000.
W. Poespoprojo, Logika Ilmu Menalar,  Pustaka Grafika,Bandung, 1999.