
Hubungan
ilmu mantiq dengan ilmu lainnya

Di susun oleh
Nurzamaniati
Siyyasah syar’iyyah
Dosen pembimbing
WIRA SUGIARTO S.IP M.Pdi
Sekolah tinggi agama islam (stain) negeri bengkalis
KATA PENGANTAR
Segala puji kami panjatkan kepada Allah SWT. Tuhan pencipta
alam semesta yang menjadikan bumi dan isinya dengan begitu sempurna. Tuhan yang
menjadikan setiap apa yang ada dibumi sebagai penjelajahan bagi kaum yang
berfikir. Dan sungguh berkat limpahan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini demi memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Mantiq.
Penyusunan makalah ini dapat terselesaikan berkat bantuan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapakan banyak terimakasih.
Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan, sehingga dengan segala kerendahan hati kami mengharapakan saran dan
kritik yang bersifat membangun demi lebih baiknya kinerja kami yang akan
mendatang.
Semoga makalah ini dapat memberikan tambahan ilmu
pengetahuan dan informasi yang bermanfaat bagi semua pihak.
Bengkalis
14 desember 2016
nurzamaniati
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring dalam perkembangan zaman, manusia sering mengabaikan logika dalam berfikir
dan membuat aturan. Kebanyakan orang-orang tersebut menganggap remeh tentang
logika dan berfikir seenaknya saja, mereka mengiginkan suatu hal yang mudah dan
praktis. Sehingga yang terjadi adalah kejanggalan-kejanggalan dalam komunitas
mesyarakat banyak.
Tujuan penulisan makalah ini adalah agar bisa memahami apa itu logika, dan
bagaimana memerankannya dalm kehidupan sehari-hari. Dengan adanya logika kita
dapat berfikir dan mengambil keputusan yang benar dan tepat dalm memenuhi hajat
hidup kita sendiri dan juga masyakat umumnya kita dapat mengartika dan
mengambil kesimpulan setelah melalui pemikiran-pemikiran atua
pernyataan-pernyataan yang ada, dan kebenaran-kebenaran akan muncul.
Istilah Logika yang dicukkan dicuatkan oleh Prof.Dr.N.Drijarka bahawa logika
adlah ilmu pengetahuan yang memandang hukum-hukum susunan atau bentuk pikiran
manusia, yang menyebabkan pikiran mencapai kebenaran.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas maka penulis
merumuskan penulisan makalah ini dengan sebagai berikut:
1.
Menjelaskan
pengertian logika itu.?
2.
Menjelaskan apa
hubungan logika dengan ilmu-ilmu lain.?
C. Tujuan
Penulisan
Dengan rumusan masalah diatas maka
penulis menulis makalah ini bertujuan:
1.
Untuk
mengetahui pengertian logika.
2.
Untuk
mengetahui hubungan logika dengan ilmu-ilmu lain.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Logika
Kata Logika berasal dari bahasa Yunani Logike dari kata Logos
artinya ucapan atau pengartian. Ucapan berarti yang diucapkan, dilisankan,
disebutkan. Ucapan merupakan hasil proses berpikir. Berpikir artinya
menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan dan memutuskan sesuatu. Kata
pengartian yang berarti proses, cara, perbuatan memberi arti. Dengan demikian,
maka logika merupakan hasil pertimbangan akal pikiran yang diutarakan lewat
kata dan dinyatakan dalam bahasa.
Logika dengan demikian bersangkut paut dengan pengetahuan tentang kaidah
berpikir, Kaidah berpikir artinya rumusan asas-asas yang menjadi hukum atau
aturan yang tentu yang menjadi patokan dalam berpikir. Dengan kata lain logika
adalah ajaran tentang berfikir tertib dan benar, atau perumusan lebih teliti,
ilmu penarikan kesimpulan dan penalaran tanpa meninggalkan keabsahan. Logika
tidak menelaah urutan berfikir sebagai gejala psikologi dan tidak pula
mempersoalkan isi pemikiran, tetapi mempermasalahkan tata tertib yang harus
menjadi panutan jalan pemikiran agar memperoleh hasil yang benar.
Sebagai ilmu, logika disebut dengan logike episteme (Latin: logica
scientia) atau ilmu logika (ilmu pengetahuan) yang mempelajari kecakapan untuk
berpikir secara lurus, tepat, dan teratur.
Ilmu disini mengacu pada kemampuan rasional untuk mengetahui dan kecakapan
mengacu pada kesanggupan akal budi untuk mewujudkan pengetahuan ke dalam
tindakan. Kata logis yang dipergunakan tersebut bisa juga diartikan dengan
masuk akal.
Terdapat beberapa batasan pengertian tentang logika dari beberapa ahli.
Menurut Alex Lanur, Logika adalah ilmu pengetahuan dan kecakapan
untuk berpikir lurus (tepat). Ilmu pengetahuan adalah kumpulan pengetahuan
tentang pokok yang tertentu. Kumpulan ini merupakan suatu kesatuan yang
sistematis serta memberikan penjelasan yang dapat dipertanggungjawabkan.
Penjelasan seperti ini terjadi dengan menunjukkan sebab musababnya.(Alex Lanur
OFM,1983:7)
Batasan pengertian yang diberikan oleh Alex Lanur, secara singkat
diungkapkan oleh Muhammad Zainuddin, bahwa Logika merupakan suatu
Ilmu tentang dasar dan metode untuk berfikir secara benar.
(Muhammad Zainuddin,2006:3) Menurut Mundiri Logika didefinisikan sebagai
ilmu yang mempelajari metode dan hukum-hukum yang digunakan untuk membedakan
penalaran yang betul dari penalaran yang salah. Sedangkan Poespoprojo
menuliskannya sebagai ilmu dan kecakapan menalar, berpikir dengan tepat ( the
science and art of correct thinking ). (W. Poespoprojo, 1999:49)
B. Hubungan Logika
Dengan Ilmu-ilmu Lain
1.
Hubungan dengan Ilmu
Bahasa
Bahasa adalah alat
untuk menyampaikan isi hati atau fikiran seseorang sehingga dengan bahasa orang
lain dapat mengerti tentang isi hati atau fikiran yang disampaikan, misalnya
melalui bahasa isyarat, tertulis, atau lisan. Dengan demikian, bahasa merupakan
alat komunikasi. Komunikasi akan lancar apabila permasalahannya disusun ke
dalam bentuk kaidah bahasa yang baik dan benar. Ini dipelajari dalam ilmu
bahasa (gramatika).
Ilmu bahasa menyajikan
kaidah penyusunan bahasa yang baik dan benar, dan logika menyajikan tata cara
dan kaidah berfikir secara luas dan benar. Oleh karenanya, keduanya saling
mengisi. Bahasa yang baik dan benar dalam praktik kehidupan sehari-hari hanya
dapat tercipta apabila ada kebiasaan atau kemampuan dasar setiap orang untuk
berfikir logis. Sebaliknya, suatu kemampuan berfikir logis tanpa memiliki
pengetahuan bahasa yang baik maka ia tidak akan dapat menyampaikan isi pikiran
itu kepada orang lain. Oleh karena itu, logika berhubungan erat dengan bahasa.
Bahasa dalam logika
merupakan alat berpikir yang apabila dikuasai dan digunakan dengan tepat, maka
akan dapat membantu kita memperoleh kecakapan berpikir, berlogika dengan tepat.
Fungsi bahasa:
Ø Fungsi ekspresif.
Ø Fungsi direktif.
Ø Fungsi informatif.
Contoh history: Sultan Mehmed II
memarintahkan prajuritnya utk menguasai bahasa romawi dalam upaya menaklukan
kota Konstantinopel.
2. Hubungan dengan Ilmu
Psikologi
Dalam Psikologi
membicarakan perkembangan pikiran tentang pengalaman melalui proses subjektif
di dalam jiwa. Dengan demikian, Psikologi memberikan keterangan mengenai
sejarah perkembangan berfikir. Logika sebagai cabang filsafat bertujuan
membimbing akal untuk berfikir (bagaimana seharusnya). Untuk dapat berfikir
bagaimana seharusnya, kita terlebih dahulu harus mengetahui tentang bagaimana
manusia itu berfikir. Di sinilah letak hubungan antara Psikologi dan Logika.
Logika berfungsi
memikirkan segala sesuatu tentang jiwa manusia. Maka fungsi logika adalah untuk
membahas proses yang berfikir dengan kejiwaan manusia.
Ø Psikologi memberikan keterangan mengenai sejarah perkembangan berpikir.
Ø Psikologi memberikan
gambaran bagaimana manusia berpikir.
Ø Sementara logika adalah cabang filsafat yang bertujuan membimbing akal
untuk berpikir (bagaimana seharusnya).
Contoh Kasus: Anggota
DPR adalah manusia
Koruptor
kebanyakan anggota DPR
Hukuman bagi koruptor sangatlah ringan
Jadi: Anggota DPR
melakukan korupsi karena hukumannya ringan.
3.
Hubungan dengan Ilmu
Metafisika
Logika berfungsi untuk
menyelidiki hal-hal ada dan mungkin ada dengan metafisika. Maka logika
mempunyai fungsi untuk menyelidiki tentang pengertian kebenaran yang ada
dibalik alam semesta.
Ø Metafisika mempelajari hakikat realitas.
Ø Hakikat realitas dapat dicari dan ditemukan dibalik sesuatu yang tampak
atau nyata.
Ø Metafisika selalu mencari kebenaran/hakekat realitas dibalik yang tampak
dan nyata.
Ø Hukum-hukum logika bagi metafisika bukan apa yang telah dirumuskan yang
akan menjadi hakikat kebenaran, tetapi apa yang ada dibalik rumusan tersebut.
Semakin mampu berpikir
logis, orang tidak akan mudah tertipu oleh kebenaran yang tampak.
4.
Hubungan dengan
Epistemologi (Dasar Pengetahuan)
Metafisika merupakan
cabang filsafat yang mempelajari tentang hakikat realitas. Hakikat realitas
tersebut dapat dicari dan ditemukan di balik sesuatu yang tampak atau nyata.
Oleh sebab itu, metafisika selalu mencari kebenaran atau hakikat realitas di balik
yang tampak dan nyata. Sikap seperti ini adalah kritis, yaitu suatu sikap yang
selalu ingin tahu dan membuktikan tentang sesuatu yang sudah atau serba
dianggap benar. Teori dalam metafisika bahwa kenyataan kebenaran atau hakikat
realitas bukanlah apa yang tampak, tetapi apa yang berada di balik yang tampak.
Dalil-dalil atau
hukum-hukum dalam logika bagi metafisika bukan apa yang telah dirumuskan yang
menjadi hakikat kebenaran, tetapi apa yang ada di balik rumusan tersebut.
Dengan demikian, bagi logika, metafisika merupakan kritik terhadap dalil dan
hukumnya. Semakin erat hubungan metafisika dengan logika, kebenaran logis akan
semakin dapat dipertanggung jawabkan. Oleh karena itu, kebenaran logis mendekat
pada hakikat realitas. Semakin mampu berfikir logis, orang tidak akan mudah
tertipu oleh kebenaran yang tampak.
Epistemologi menyelidiki sumber
pengetahuan kita mungkin atau tidaknya kita mengenal kebenaran dan apabila
mungkin maka bagaimana caranya kita dapat mencari kebenaran itu.
Hubungan logika dengan epistemology adalah sama-sama dari
cabang besar filsafat, yaitu teori pengetahuan. Epistemologi merupakan
pengetahuan dari segi isinya, sedangkan logika merupakan kebenaran ditinjau
dari segi bentuknya. Ini tertuang dalam cabang besar filsafat yaitu:
a)
Persoalan keberadaan atau eksistensi, yaitu metafisika.
b)
Persoalan pengetahuan atau kebenaran, yaitu epistemology dan logika.
c)
Persoalan nilai, yaitu etika dan estetika.
5.
Hubungan Logika Dan Ilmu Agama
Apa manfa’at dari
hubungan keduanya bagi manusia? Murtadha Muthahhari dalam bukunya menjelaskan
“Logika memberikan kepada kita cara berfikir yang benar dan logika juga
memiliki peran yang sangat penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan,
sedangkan agama memberikan cinta, harapan dan kehangatan, agama juga mebawa
pada revolusi spritual”.
Dalam makalahnya “an
introduction to logic” Ir. Husain Heriyanto, M.Hum mencontohkan hubungan
logika dengan ilmu agama “logika dapat berperan dalam proses pembentukan hukum
ini berkaitan dengan ilmu ushul fiqh. Sebagaimana yang kita ketahui logika
adalah alat analisis dalam proses berpikir, lantas pertanyannya adalah apa
kegunaan logika dalam ilmu agama? Logika memiliki peran yang penting dalam
penarikan kesimpulan yang dilaku oleh para ahli agama dari premis-premis atau
kesimpulan yang ada dalam al-qur’an yang merupakan sumber dasar dari ahli
agama, contohnya; dalam al-qur’an terdapat keterangan bahwa “khamer dan
anggur itu haram”. Kata “kamer dan anggur itu haram” kata ini dalam
logika ini namanya kesimpulan, kalau kata “khamer dan anggur itu haram”
adalah kesimpulan, lalu premis mayor dan premis minornya kata apa? Ya tetunya
kita buat premis mayor dan premis minornya. Karena alasan atau asbab al-nuzul
di haramkan khamer dan anggur itu memabukkan, jadi premis mayornya adalah “semua
yang memabukkan itu haram” dan premis minornya adalah “khamer dan anggur
itu memabukkan”.
Premis Mayor : Semua
yang memabukkan Itu Haram.
Premis Minornya : Khamer
dan anggur Itu memabukkan.
Kesimpulanya : Khamer
dan anggur Itu haram.
Contoh yang lain dalam
al-quran ada keterangan bahawa zina itu haram diambil dari fiman Tuhan “Jangan
kamu mendekati zina”.
Premis Mayor : Segalah
sesatu yang mendekati zina itu haram.
Premis Minornya : Ciuman
adalah mendekati zina.
Kesimpulanya : Jadi
ciuman itu haram.
Ini merupakan contoh
yang sederhana, yang menggambarkan pentingnya logika dalam hubungannya dengan
ilmu agama dan masih sangat banyat peran logika dalam menganalisa kajian
keagamaan.
Hubungan Ilmu Logika dengan ilmu ilmu lainnya, dapat dilihat dari segi
obyek bahasannya yang universal, yaitu tashawwur dan tashdiq. Sebab, setiap
disiplin ilmu berisikan tashawwur dan tashdiq. Dengan demikian, dapat dipahami
bahwa hubungan Ilmu mantik dengan ilmu ilmu lainnya terletak pada fungsinya sebagai
alat dan kaidah pembuatan teori yang menjadi isi setiap disiplin ilmu.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa Ilmu Manthiq atau
bisa juga disebut Ilmu Logika yaitu ilmu yang membahas tentang tata aturan
berfikir yang benar berkenaan dengan objek pikir untuk menemukan kebenaran
logis dan menjaga dari kesalahan dalam berfikir.
Hubungan Ilmu Logika dengan ilmu ilmu lainnya, dapat dilihat dari segi
obyek bahasannya yang universal, yaitu tashawwur dan tashdiq. Sebab, setiap
disiplin ilmu berisikan tashawwur dan tashdiq. Dengan demikian, dapat dipahami
bahwa hubungan Ilmu mantik dengan ilmu ilmu lainnya terletak pada fungsinya
sebagai alat dan kaidah pembuatan teori yang menjadi isi setiap disiplin ilmu.
B. Saran
Dengan membaca makalah ini penulis berharap semoga pembaca dapat berfikir
tepat dan benar sehingga terhindar dari kesimpulan yang salah dan kabur.
Setidaknya dengan makalah ini, ada semacam pencerahan intelektual dalam
menyuguhkan motivasi yang intrinsik untuk segera mempelajari ilmu logika
sehingga kita dapat meminimalisasi kesalahan dalam berfikir.
Tentunya, dalam makalah ini akan ditemukan kelemahan-kelemahan atau bahkan
kekeliruan. Dengan itu, penulis sangat berharap adanya masukan dari pembaca dan
kritik konstruktif sebagai upaya pembangunan mental guna penyelesaian pada
makalah-makalah selanjutnya. Dan, hal itu penulis harapkan dengan kerendahan
hati dan ketulusan jiwa
DAFTAR PUSTAKA
Mundiri, Logika, Rajawali Press bekerjasama dengan Badan
Penerbitan IAIN Walisongo Press, Cetakan keempat, 2000.
W. Poespoprojo, Logika Ilmu Menalar, Pustaka Grafika,Bandung,
1999.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar